Cepet Putih dan Berefek Samping, Masih Mau Pakai Krim Abal-Abal?


Oke, jadi kali ini aku mau nulis sebuah artikel yang aku harap bisa ngasih informasi yang jelas buat pembaca terutama perempuan yang hingga saat ini masih memakai skincare abal-abal alias krim pemutih abal-abal yang beredar di pasaran, biar kalian tau sesungguhnya semua itu hanyalah kebahagiaan sementara *eaak*.

Emang sih sejak dulu definisi cantiknya orang Indonesia itu mereka yang punya kulit putih, bersih, nggak ada bekas jerawat atau bahkan pori-pori yang nggak keliatan satu pun. Meski kadang laki-laki suka bilang lebih suka yang natural, tetap nggak bisa dipungkiri bahwa "natural" disini ya maksudnya putih bersih begitu kan.

Terus karena adanya doktrin “cantik” seperti itu akhirnya para perempuan berlomba-lomba untuk menjadikan kulitnya sesuai dengan standar cantik seperti pada umumnya, putih, bersih, glowing, dsb. Permintaan skin care dengan efek memutihkan pun terus meningkat dari tahun ke tahun, banyak perusahaan kosmetik akhirnya memproduksi krim dengan efek memutihkan dari berbagai komposisi, bunga sakura lah, jeruk lemon lah, atau apalah lagi. Ngerinya, beberapa tahun terakhir (udah lama sih sebenernya) krim abal-abal yang bahan dasaarnya bahaya banget buat kulit seperti merkuri, HQ, dan saat ini marak penggunaan steroid di krim-krim pemutih abal-abal.


Jadi beberapa saat yang lalu, di Instagram lagi rame banget ngebahas tentang krim abal-abal, salah satu dokter dermatologi membahas bahaya krim/lotion pemutih abal-abal melalui instastory miliknya, yaitu dr. Mita, Sp. KK.

Beberapa perempuan mungkin pernah mengalami satu kondisi dimana setelah beberapa lama perawatan kulit jadi mudah merah, jerawat bandel, kulit tipis sampe keliatan spider veinnya, kamu pantas curiga apa bener komposisi krim kamu aman dan bisa dipakai jangka panjang?

Di tahun 2018 ini, penjual krim abal-abal semakin liar, bermunculan merek-merek baru yang dijual secara online bahkan ada yang mengakui kalau krimnya adalah racikan dokter, krim ini dipromosikan dibumbui dengan testimoni yang menggiurkan padahal merek-merek itu nggak punya izin edar dan nggak terdaftar di BPOM. Secara logis aja, kalau memang merek mereka aman dan niat jualan krim yang berkelanjutan harusnya legalitas izin edar dan BPOM pasti dipenuhi.




Salah satu bahan aktif yang sering dipakai untuk meracik krim-krim pemutih, pencerah, lightening atau whitening itu adalah STEROID sodara seperjuangannya merkuri dan HQ, wkwkw.

Menurut dr. Mita, penggunaan steroid pada krim wajah akan memberikan efek putih, tapi tidak akan menyembuhkan jerawat, jadi putih doing. Jika digunakan dalam jangka panjang akan muncul beberapa efek menakutkan, seperti:
1.     Kulit mudah memerah saat terkena sinar matahari;
2.     Muncul spider vein dan pelebaran pembuluh darah di area yang dioles krim;
3.     Muncul bulu-bulu halus/bulu memanjang di area wajah.

Spider vein

Kalau salah satu atau malah ketiga gejala itu terjadi di kulit wajahmu, kamu harus berhenti pakai krim yang kamu pakai saat ini, karena efeknya akan semakin parah kalau diteruskan, fyi, bahkan menurut dr. Mita tidak jarang ada dokter kulit atau klinik kecantikan yang tidak takut mencampur steroid pada krim perawatan, steroid sebenernya boleh dipakai untuk kulit tapi digunakan untuk pengobatan dengan jangka waktu tertentu (1-2 minggu) tidak untuk pemakaian jangka panjang apalagi bertahun-tahun.

Nggak Cuma krim perawatan wajah, sekarang lagi marak lotion/hand body yang bisa memutihkan warna kulit dalan beberapa hari (instan), lotion ini akan memberikan efek samping seperti stretch mark tapi lebih tebal dan permanen pada kulit jika digunakan dalam waktu yang lumayan lama, tergantung kondisi kulit sih, ada beberapa orang yang dalam beberapa bulan pemakaian langsung muncul efek samping, pinginnya putih eh gataunya efeknya malah bikin buluk L

Efek lotion pemutih
Nah sekarang udah tau kan betapa bahayanya penggunaan bahan-bahan aktif sejenis steroid? Mungkin untuk temen-temen yang terobsesi putih tetap harus sabar dengan perawatan drugstore yang terjamin keamanannya dan tetap percaya diri bahwa secantik-cantiknya perempuan adalah mereka yang nyaman dengan kulitnya sendiri. 💖

Fyi, berdasarkan pengalaman aku pakai krim klinik kecantikan (terakhir pakai 2 tahun yang lalu, dengan pemakaian nggak seintens mereka yg telaten heheh), aku pakai krim perawatan klinik ini dengan jangka waktu yang lumayan lama sekitar 3-4 tahunan, terus aku memutuskan berhenti memakai krim klinik karena aku ngerasa kulitku makin tipis (sampai sekarang masih kerasa kulitku jadi super duper sensitif dan cuma cocok sama sabun muka cetaphil, nggak tau kenapa selain doi kulitku jadi makin kerasa sensitifnya dan jadi gampang banget jerawatan kecil-kecil). 

Baca juga : [REVIEW] CETAPHIL GENTLE SKIN CLEANSER: ALL IN ONE CLEANSER!

Aku sendiri ngerasain efek samping sama seperti yang disebutin dr. Mita salah satunya kulit putih tapi jerawat tetep nongol, pas jerawatnya kempes bekasnya itu jadi luka (item) dan susah banget keringnya, hingga akhirnya sejak saat itu aku jadi yakin seyakin-yakinnya untuk berhenti pakai krim-krim perawatan (untuk pemekaian jangka panjang) baik itu klinik manapun (kecuali treatment), dokter, apalagi krim abal-abal. Tapi aku bakal tetep dateng ke dokter SpKK hanya jika ada keluhan yang memang perlu ditangani oleh spesialis. Sejauh ini aku sudah menemukan skincare drugstore yang mampu "calming" ke kulitku dan aman. Uuuu senengnya~.

So, bijaksanalah dalam memilih skincare gaes, bukan untuk punya kulit putih tapi kulit sehat! 😙

What's your opinion?

  1. Eh, terus ngilanginnya gimana dong kalau udah terkena efek steroid? Karena pernah denger dari dokter Sp.KK, kalau langsung dihentikan malah kulit langsung memburuk :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. mending dikit-dikit emang, tinggal pilih sudahi sekarang atau dikecewain nanti? hweheh

      Delete
  2. kak kasih tau dong make skincare apa

    ReplyDelete