Siapa Bilang Ngeblog nggak Menghasilkan?


Sering nggak sih kepikiran selama ini, udah kerja beberapa tahun, udah jadi blogger sekian lama, tapi nyatanya masih gini-gini aja justru bertanya-tanya, selama ini jadi blogger udah bisa mewujudkan apa diluar kebutuhan pokok?

Sekali-sekali boleh kan membahagiakan diri sendiri dalam rangka memacu kinerja biar lebih produktif, biar kerja bagai kudanya makin getol, biar nggak gampang bilang "ah mahal", eh tapi ngomongin mahal itu sebenernya tergantung prioritas seseorang sih, kalau bagiku secangkir kopi di E***lso dengan harga gocap adalah mahal bukan karena beneran mahal, tapi karena bukan prioritas aja, justru aku menganggap murah hal-hal berbau skincare dengan harga yang sama yang isinya bahkan cuma 10 ml hahaha. Jadi bukan berarti yang bilang mahal adalah kaum-kaum miskin papa yang nggak mampu beli, mari kita berprasangka baik siapa tau mereka punya prioritas lain yang lebih penting.

Seminggu yang lalu (5/5/19) aku diundang hadir di acara Workshop bareng Indonesian Social Blogpreneur (ISB) dengan tema "Create Opportunities from Blogging" pembicaranya ada Mbak Ani Berta, Mbak Dama Vara, Mbak Riri dan Mbak Liswanti, mereka jauh-jauh datang dari luar kota ke Malang buat bagi-bagi ilmu seputar dunia blogger.

Ada topik yang perlu aku garis bawahi dari beberapa materi yang mereka sampaikan, karena menurutku ini yang paling manfaat buatku dan sampai saat ini masih belajar untuk konsisten  menerapkannya, yaituuuu "merencanakan keuangan" khusus bagi blogger, tapi ilmu ini tetep bisa diterapkan bagi siapa pun kok. Jadi gini hasil sharing bareng pembicara workshop kali ini.

Yakin Tetap Bertahan Ngeblog?
Sebenernya ngeblog itu menghasilkan nggak sih? Banyak dari mereka yang jauh dari hingar bingar dunia perbloggingan bertanya-tanya. Kalau saya boleh bilang ngeblog tuh lumayan menghasilkan, selama ini saya selalu membiarkan blog ini bayar domain sendiri tanpa merogoh kocek pribadi, hehe.

Tapi jika dibandingkan dengan youtuber mungkin memang sedikit ada ketimpangan sosial, haha. Dibalik itu semua jelas ada pro dan kontra jadi tetep balik lagi ke diri kita. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan diatas, saya dengan lantang menjawab "YAKIN!" setelah berjalan sejauh ini rasanya sayang kalau tidak lebih dimaksimalkan dan semakin disempurnakan segala kekurangan yang selama ini jadi kendala. Padahal mah kendalanya "MALES".

Tapi diluar itu, blogger akan tetap dibutuhkan dan masa depannya akan selalu cerah selama kita bisa selalu menangkap peluang dan menerapkan sistem jemput bola. Terus berinovasi dan tetap jadi diri sendiri, bagaimanapun seorang blogger harus mampu melekatkan identitas khusus bagi dirinya sendiri, dan yang terpenting kita harus super ramah, kalau kita ramah sama client yakinlah mereka akan memberikan stempel baik di riwayat kerjasamanya dengan kita.

Tapi, bagi blogger yang masih ngejar jam terbang macam saya ini, butuh effort yang lebih tinggi untuk merebut kepercayaan client jadi pas awal-awal gini memang nggak terlalu ambil pusing untuk pasang rate karena lagi mengutamakan portofolio. Ya semacam win-win solution gitu.

Terus habis itu, gimana caranya kita bisa menghasilkan sesuatu dari ngeblog? Supaya hasil ngeblog bisa diandalkan dan nggak habis begitu aja?

Gimana caranya menghasilkan "sesuatu" dari ngeblog?
Kesalahan pertama yang sampai saat ini masih terus terjadi adalah tidak membedakan pemasukan antara hasil ngeblog dan gaji kerja. Begitu dapat tranferan fee ngeblog langsung deh khilaf buat belanja ini itu karena ngerasa ada uang sisa, padahal sebenernya harus ada pos-pos keuangan sendiri khusus ini. 

Gampangnya gini, misal nih kita setiap bulan dapat gaji dari kantor, uang gaji ini harus punya pos seperti pos transportasi, pos makan, pos bayar kewajiban alias utang, dsb. Sedangkan fee blogger harus dibuatkan pos sendiri, misalnya berapa persen untuk investasi emas dan berapa persen untuk operasional blog, jadi begitu dapat fee blogger sebisa mungkin masuk ke pos yang sudah ditentukan, kalau ngerasa udah lebih baru deh boleh dipakai untuk senang-senang.

Kalau contoh ini aku buat bagi yang masih ngantor tapi juga punya sampingan ngeblog, nah kalau "full time blogger" beda lagi, kita harus memperlakukan fee blogger sebagai gaji dimana pos-posnya akan cenderung tetap dari waktu-ke waktu. Pos kebutuhan pokok tiap bulan juga jadi beban bagi pendapatan ngeblog.

Ngomongin soal pos keuangan, sebenernya ukuran ideal dan nggak idealnya itu seperti apa sih? Kalau menurutku pribadi ideal dan nggaknya pos keuangan kita bisa diliat dari target kita, bisa dibilang life map atau wishlist sama financial planning itu saling berkaitan. Jadi seberapa efektifkah kita ngelola keuangan dan berhasil ngewujudin satu per satu target hidup bisa dilihat dari dua hal itu tadi. 

Meski banyak melesetnya tapi nggak akan ada salahnya kita merencanakan keuangan mulai dari sejak dini, karena kita nggak pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan, meski begitu bukan berarti kita jadi "pelit" sama diri sendiri, boleh lah dibilang perhitungan karena perhitungan yang logis lebih baik daripada ceroboh menggunakan uang, yakan?

POS KEUANGAN IDEAL

- Zakat, sedekah, infaq                    5%
- Cicilan utang (jika ada)               30%
- Dana darurat                                10%
- Biaya hidup                                 30%
- Gaya hidup                                  10%
- Investasi                                       15%

Itu adalah pos keuangan ideal secara umum, bisa berubah sesuai dengan kebutuhan kamu dan target kamu, andai fee blogger kamu bebankan untuk 2 pos saja untuk investasi dan gaya hidup maka porsinya berbeda dengan pos keuangan ideal yang aku contohkan. Yang jelas, konsisten melakukan perencanaan keuangan akan memberikan dampak yang besar untuk hidup kita. Sekaya apa pun seseorang nggak akan pernah merasa cukup jika tidak ada perencanaan 😙

What's your opinion?